Jangan
jadi pembaca gelap ya, jangan lupa like,komen and share J
Barisan para mantan
Namanya lidya gadis mungil nan cantik,
orangnya cerewet dan blak-blakan. Setiap kali para lelaki melihatnya pasti akan
jatuh cinta padanya. Ia bagaikan seorang idola di sekolahnya dulu, tapi itu
hanyalah sebatas ekspektasi. Dalam hal percintaan ia tak pernah mendapatkan
seseorang yang betul-betul mencintainya. Paras cantiknya tak membuat para
lelaki benar-benar mencintainya. Lidya memiliki segalanya yang jarang di miliki
oleh perempuan lain. Selain mempunyai paras cantik ia seorang anak dari
konglomerat. Ia termasuk orang yang kaya. Hal-hal seperti itulah yang membuat
lelaki hanya menjadikan bahan taruhan atau permainanya.
Suatu hari, lidya menyukai seniornya yang
bernama Raka. Raka pun adalah tipe pria yang di idam-idamkan seluruh wanita.
Raka tidak pernah tertarik dengan Lidya, namun ia tetap saja mencoba
mendekatinya. Lidya mencoba mencari tau pin, no HP hingga akun sosial yang di
gunakannya. Raka hanya merespon sebatasnya saja. Hingga pada suatu hari lidya
memberanikan diri untuk menyatakan kan perasaanya terlebih dahulu kepada Raka
di depan teman-teman kelas raka. Tentu saja itu menjadi kehebohan yang tak
terduga yang pernah terjadi. Namun begitulah Lidya ia tak kan pernah berhenti
jika apa yang dia harapkan belum tercapai. Raka menyambut manis ungkapan perasaan
Lidya, raka hanya tersenyum. Ia mencoba menenangkan suasana yang ricuh di
sebabkan Lidya. Raka berkata “Lidya kamu ngak perlu kaya gini, ini terlalu ke kanank-kanakkan.” Kemudian Raka
berlutut di hadapan Lidya dan ia menyatakan perasaannya ke pada Lidya. Ia tak
mau terlihat seperti seorang laki-laki yang jahat ia mencoba menjadi gentle.
Walaupun dalam hatinya ia tidak memiliki rasa yang mendalam terhadap Lidya.
Hari-hari mereka lalui layaknya seorang
pasangan. Lidya merasa hidupnya sangat bahagia seolah-olah dunia ini miliknya.
Namun raka hanya melaluinya dengan karena terpaksa, ia hanya ingin tau kapan
waktu ini akan berlalu. Genap satu bulan mereka pacaran, Raka sudah
meninggalkan Lidya ia tak mampu lagi menjalankan kisah yang di anggapnya hanya
status palsu. Ini membuat Lidya sedih berkepanjangan ia tak pernah menganggap
mereka putus tetap saja Lidya tidak ingin melepaskannya.
Di pertengahan semester sekolah Lidya
mengadakan study tour, saat ia mendengar berita itu, ia langsung tertarik.
Dalam hatinya mungkin ini bisa menjadi tempat pelarian untuk kegalaunnya. Ia
menuju lapangan basket untuk melihat pertandingan Raka, hantinya menjadi tak
karuan kembali di lihatnya raka membuatnya sedih Ia berjalan di sisi lapangan.
Tiba-tiba bola mengenai kepalanya. Ia menoleh seseorang yang tampak asing di
matanya. Seseorang yang melempar bola dan mengenainya. “cewe bisa ambilin
bolanya ngak?” seru laki-laki tersebut. Lidya bukannya marah tetapi ia malah
terpesona melihat laki-laki itu. Ia mencoba menendang kembali bola itu. Namun
apa yang terjadi ia malah terpeleset, ia tampak konyol dan memalukan. Sorakan
dari para penonton yang menyaksikan pertandingan basket menjadi bulian untuk
Lidya. Lidya sangat malu seolah-olah ia ingin menghilang dari tempat itu.
Lidya menunggu jemputan di depan gerbang
sekolah, di lihatnya lelaki tampan yang mengenainya bola. Ia menutup wajahnya
dengan tas karena malu. Ia tak bisa mengingat kembali bagaimana ia tampak
seperti orang konyol di hadapan banyak orang. Laki-laki itu menghampirinya, Ia
tampak gugup, laki-laki itu tersenyum kepadanya. Ia menunjuk wajah Lidya, “kamu
gadis konyol tadikan?” Lidya tak peduli ia segera memalingkan wajahnya,
laki-laki itu malah mengajaknya berkenalan “aku Aras, nama kau siapa? Lidya
kaget melihat reaksi laki-laki itu sekali lagi jantungnya berdetak kembali,
Aras tampak seperti malaikat yang sedang mengobati patah hatinya.
Lidya senyum-senyum sendiri memandangi Hpnya,
bagaimana tidak selain berkenalan, mereka juga saling bertukar akun sosial. Begitulah
sifat Lidya yang mudah untuk jatuh cinta. Hubungan mereka berangsur-angsur,
dari sekedar teman hingga menjadi sahabat. Mereka berdua berjanji untuk tidak
saling memiliki perasaan satu sama lain, karena mereka tidak ingin persahabatan
mereka rusak. Lidya tak peduli akan hal itu asalkan ia tetap bersama Aras
karena kini Aras amembuat hatinya nyaman.
Setelah sebulan Aras pindah sekolah
karena orang tunya mutasi ke luar kota. Lidya tidak mengetahui akan hal ini. Lidya menelfon,
sms,chat tapi tidak ada satupun respon dari Aras. Kemudian Lidya berfikir,
mungkin jika ia masih terlalu agresif kepada Aras, Aras akan merasa risih
seperti mantan-mantan Lidya sebelumnya. Apalagi Aras hanya sekedar sahabatnya
tentunya Lidya tidak ingin kehilangan Aras.
1 minggu Aras tak pernah muncul di
sekolah, tentu saja Lidya tidak bisa berdiam diri ia mencari tau keberadaan
Aras. Lidya menanyakannya di bagian birokrasi dan di jelaskanlah kalau aras sudah
pindah sekolah. Lidya sangat kaget bagaimana mungkin Aras tidak memberikannya
kabar sama sekali apakah ini arti dari persahabatan mereka?
Hari-hari telah berlalu semenjak kepergian
Aras Lidya tidak pernah lagi memberikan hatinya kepada siapapun. Entah kenapa
ia mulai sadar selama ini ia terlalu terobsesi memiliki seorang pacar, bukan
hanya itu ia bahkan selalu di putuskan oleh mantan-mantannya. Bukan karena ia
tak cantik dan baik tapi sifat agresifnya ia sadar sebanyak apapun harta dan
kecantikan fisik yang ia punya, ia mungkin tak dapat memiliki orang yang
sungguh menyayanginya. Ia tersadar ketika melihat pembantu dan pekerja tamannya
yang merupakan pasangan suami istri. Mereka tidak kaya, tidak ada kemewahan
yang ia miliki tapi mereka berdua tampak bahagia.
Lidya mencoba tinggal jauh dari
kelurganya ia ingin tau bagaimana rasanya menjadi gadis biasa. Ia kuliah di
salah satu perguruan tinggi di luar kota dan mengambil jurusan akuntasi. Di hari
pertama kuliah Lidya di kagetkan dengan sosok yang sangat ia kenal. “ Aras!”
serunya. Aras pun tampak kaget melihat Lidya bagaiaman mungkin mereka bertemu
kembali. Lidya mengahampiri Aras bukannya kesal karena di tinggalkan tanpa
penjelasan ia tampak senang dan centil kembali seperti dulu. Ia tak ingat lagi
dengan tujuan awalnya yang menjad biasa saja.
Aras menceritakan semuanya kepada Lidya
kalau saat itu ia di paksa pindah oleh kedua orang tuanya. Ia memilih untuk
menuruti keinginan orang tunya. Ia tak mau memberi tau Lidya saat itu karena Ia
tak sanggup untuk bertemu Lidya kembali. Entah apa yang merubah diri Aras,
tiba-tiba aras memeluk dan mencium kening Lidya. Lidya sebenarnya aku sayang
sama kamu dari dulu, tapi entah kenapa aku takut memilikimu yang sangat jauh
berbeda denganku. Lidya tampak kaget mendengar ucapan aras ia tak mengerti sama
sekali apa yang Aras katakan. “maksud kamu apa?” “Lidya sebenarnya aku adalah
seorang Bipolar (memiliki dua sifat) terkadang aku seperti diriku saat ini tapi
terkadang juga aku tampak seperti monster yang menakutkan. Aku cuman ngak mau
aja nyakitin kamu. Lidya kaget mendengar penjelasan Aras. Ia hampir tak percaya
kata yang aras lonarkan kepadanya. Bagaiaman tidak, sosok Aras yang di kenalnya
adalah sosok yang baik hati, ramah dan pintar. Lidya memeluk Aras kembali,
untuk memberikan kenyamanan kepadanya.
Mereka berdua memutuskan untuk pacaran,
awalnya hubungan mereka sangat harmonis, sifat Aras yang mengayomi sanagat
membuat Lidya nyaman. Hingga sifat asli aras muncul, Aras sangat posesif ia
melarang Lidya untuk berdandan cantik ia tak ingin laki-laki lain jatuh cinta
kepadanya, bukan hanya itu Lidya di larang menggunakan akun sosial dan
sebagainya, dilarang keluar bersama teman-temannya sekalipun itu seorang
perempuan. Aras tampak kehilangan kontrol akan dirinya ia terus dan terus saja menyiksa
Lidya terlebih lagi Lidya tidak punya tempat untuk mengadu. Di kosan milik
Lidya Aras selalu saja menyekapnya. Lidya sangat ketakutan apalagi ketika
melihat Aras berteriak sendiri dan mengamuk. Aras bahkanmenghancurkan
barang-barang apapun yang ada di sekelilingnya. Aras tampak kesakitan tapi
entah di bagian mana yang ia rasakan.. Lidya tak mampu berkata-kata, ia ingin
lari dan kembali ke kehidupannya dulu, ia tak mampu memegang kata-katanya untuk
menjadi mandiri dan seorang gadis yang biasa. Namun karena rasa cinta dan
empati yang besar berulang kali ia ingin melarikan dirinya dari Aras tetapi ia
tetap saja tak bisa. Saat itu ulang tahun Lidya yang ke-20 Lidya mendapat
telfon dari kedua orang tunya. Lidya berpura seolah baik-baik saja dan tidak
pernah terjadi apa-apa. Saat itu langsung muncul Aras. Lidya tampak ketakutan
dan segera menutup teleponnya. Aras tak bereaksi apapun ia kembali keluar dari
kosan Lidya. Lidya sedang tertidur pulas, namun ia terbangun mendengar ketukan
pintu dari luar. Ia tampak heran karena tak satupun orang yang tau tempat
tinggalnya kecuali Aras. Ia berfikir kalaupun itu Aras, Aras mungkin langsung
masuk kedalam rumahnya karena ia juga
menyimpan kunci kosan Lidya. Lidya tampak takut namun ketukan yang semakin
keras membuat ia memberanikan diri untuk memmbuka pintu. ketika membuka pintu,
Ia sangat kaget melihat sosok laki-laki yang membawakan Kue ulang tahun sambil
menyanyikan lagu happy birthday untuknya. “Aras!”. Iya, laki-laki itu adalah
Aras. Lidya kebingungan melihat tingkah Aras yang tiba-tiba menjadi baik. Aras
tersenyum manis kepada Lidya sambil menyanyikan lagu ulang tahun, setelah
meniup lilin, Lidya memeluk Aras. “aku mohon tetap seperti ini” Aras mengelus kepala
Lidya sambil berkata “Lidya aku minta maaf atass perlakuanku selama ini, aku
mohon tetap disisiku, jangan tinggalkan aku” Lidya menangis mendengar ucapan
Aras. saat-saat seperti inilah yang membuat Lidya tidak bisa meninggalkan Aras,
Ia tak peduli rasa sakit yang di terimanya saat ini, ia hanya tidak bisa menghentikan
perasaannya yaang sudah terlanjur cinta kepada Aras.
Ini adalah hari pertama Lidya dan Aras
memulai kisah yang baru, mereka pergi makan, bermain dan bersenang-senang.
Lidya sangat bahagia, ia ingin menghentikan waktu agar tetap seperti ini saja. Mereka
menonton bioskop dan pergi ke taman hiburan. Aras pergi untuk membelikan Lidya
Ice cream. Lidya tampak asyik memainkan permainan di salah satu taman hiburan
tersebut. Saat tengah berkonsentrasimengambil boneka tiba-tiba seseorang
menghampirinya. “aku mau boneka pinguin donk” suara laki-laki itu membuatnya
terkejut. Sosok yang sangat ia kenal namanya Radi, ia adalah sahabat kecilnya. “Radi!
Kamu ngapain disini, udah berapa lama kita ngak ketemu, ya ampun aku rindu
banget sama kamu” Lidya memeluk radi dan berbasa-basi. Radi berpamitan kepada
Lidya karena Radi masih ada urusan. Sesaat setelah Radi pergi, Aras muncul
membawakan Ice cream yang di belinya tadi. Lidya sangat bersyukur karena Aras
tak sempat melihat Radi jika saja Aras melihat mereka berpelukan bisa saja Aras
kembali mengamuk dan menyiksa Lidya.
Aktivitas Lidya dan Aras kembali normal
mereka pergi kuliah bersama, Lidya tampak senang karena Aras jarang menunjukan
sifat kasarnya. Saat sedang menunggu di jemput aras untuk pulang, Lidya kembali
berpapasan dengan Radi. Ternyata Radi juga kuliah di tempat yang sama. Mereka
berbincang-binacang dan bertukar nomor telfon, tak ingin berlama-lama Lidya
berpamitan duluan karena takut Aras akan melihat mereka berdua. Lidya menyimpan
nomor Radi dengan nama perempuan “RIDA” karena ia takut jika sampai ketahuan
aras ia berhubungan dengan laki-laki lain meskipun itu sahabatnya ia bakalan
kembali disiksa.
Aras memegangi HP Lidya ia heran karena
untuk pertama kali hp lidya terus berdering SMS selalu masuk setiap menitnya. Ia juga tampak melihat
percakapan antara Radi dan Lidya. Lidya terlihat sangat cemas ia takut jika
saja Aras menemukan hal yang membuat dirinya marah. “Lidya sejak kapan kamu
punya temen namanya Rida?” Lidya menjawab dengan gugup “itu sahabat kecil aku”.
Setelah menjawab itu Aras tak bereaksi apa-apa.
Radi mengajak Lidya untuk nonton bareng,
Lidya sangat ingin pergi namun ia takut jika ketahuan oleh aras, namun ia memberanikan
diri untuk berpamitan kepada Aras. “Aras aku minta izin mau pergi kerja tugas
kerumah Rida, kalau kamu ngelarang aku, aku juga ngak bakalan pergi”. Untuk pertama
kali aras memperbolehkan Lidya untuk pergi. Tentu saja Lidya sangat senang, ia
menghabiskan waktunya bersama Radi bersenang-senang. Entah kenapa Lidya merasa
aneh berada di sisi Radi. ia sangat merasa nyaman bersama radi. Lidya mengatur
ponselnya dalam silent mode ia tak peduli jika nanti Aras akan mencarinya. ia
hanya ingin quality time bersama Radi, ia tak ingin seorang pun menggangunya
saat menonton termasuk Aras. Saat menonton ia menyandarkan bahunya kepada Radi,
ia merasakn kenyamanan setelah sekian lama ia tak merasakannya bersama Aras.
Saat itu jam sudah menunjukan pukul 12
malam. Lidya ingin bergegas pulang melihat sudah ada puluhan sms dari Aras. Ketika
hendak pulang Radi menahan Lidya.Radi mengajak Lidya ke klub malam. Awalnya
Lidya menolak karena ia takut jika mengabaikan pesan Aras apalagi ini kali
pertamnya di beri izin untuk keluar, namun ia juga berfikir dua kali, bukankah
ini kesempatan yang jarang ia dapatkan untuk keluar dan menghabiskan malam
bersama sahabatnya.
Radi memandang Lidya di antara puluhan
orang yang menari di bar itu. Radi terpesona melihat kecantikan Lidya. Radi
terus menerus menuangkan minuman di gelasnya. Lidya yang melihat radi pun
panik, karena radi sudah dalam keadaan mabuk, Ia pun memutuskan untuk membawa
pulang Radi. Lidya bingung akan mengantar Radi kemana, karena ia tak tau alamat
rumah radi. Ia pun memeriksa KTP radi dan di sana tertulis alamat rumahnya.
Lidya terbangun oleh sengatnya matahari pagi menyinari wajahnya. ia membuka matanya perlahan dan meregangkan tubuhnya. Ia melihat sekeliling pemandangan ini tampak aneh untuknya, ketika ia membalikan badan di sampingnya radi masih tertidur pulas. Ia sangat kaget, kenapa bisa ia menghabiskan malam bersama Radi.
To
be continued.