Jumat, 15 Mei 2020

Please just one day

                     Please just one day

Sorang gadis tengah berdiri di balik jendela dengan selang infus yang masih menempel di tangan. Dia menatap keluar sangat ingin bisa merasakan angin yang menerpa wajahnya secara langsung.
Namum keadaannya tidak memungkinkan untuk itu,
Gadis itu bernama rose menderita leukimia tingkat akhir, hari harinya hanya berada dalam ruangan dengan alat alat medis itu.
"hai rosie, kau baik baik saja? Sudah berapa lama kau memandang keluar terus, ayo kembali ke tempat tidurmu" ucap pria jangkung yang baru saja memasuki ruang rawat rose
"eomma dan appamu menitipkanmu padaku, karena mereka harus terbang ke singapura untuk bertemu dengan klien" sambung laki laki itu lagi
Rose hanya bisa menghela nafas, tanpa berbalik atau menuruti perintah dari laki laki itu untuk kembali ke tempat tidurnya
"mereka selalu saja seperti itu, harusnya kau pun sama pergilah" balas rose
"hei apa yang kau katakan, aku akan tetap menemanimu lagipula orang tuamu melalkukanya untukmu, untuk biaya pengobatanmu" ucap lelaki jangkung itu
"jadi menurutmu aku beban? Yang membuat mereka terbang kesan kemari untuk mendapatkan uang untuku?" ucap rose datar
"lagipula sebanyak apapun uang yang mereka punya untuk biaya pengobatanku bukankah itu percuma saja benarkan" sambung rose lagi
"bukan begitu maksudk-" ucapan laki laki itu terpotong
"iya aku mengerti" potong rose
Laki-laki jangkung itupun mendekati rose dan berdiri di sebelahnya, kemudian memegang tangan rose
"jangan khawatirkan apapun aku selalu disini" ucap laki laki itu yakin
"chanyeolie kau tau harusnya aku yang berbicara seperti itu, kau tak perlu khawatir apapun yang akan terjadi nanti, karena aku akan selalu ada disni" ucap rose sambil menujuk dada chanyeol
"aku akan selalu ada di hatimu bukankah begitu" sambung rose sambil menatap chanyeol dalam
Chanyeol bungkam, dan hanya berusaha tersenyum dan mengaguk menyetujui ucapan rose
Tadinya ia ingin menenangkan rose tapi pada akhirnya chanyeol sendiri yang tidak tenang setelah mendengar ucapan sahabatnya itu.
Ya hanya sahabat, karena chanyeol terlalu takut mengungkapkan apa yang ada dalam hatinya, takut merusak persahabat yang telah mereka jalin dari kecil
Begitupun rose, tapi bedanya rose takut mengungkapkan karena dia mengerti keadaanya sekarang.
Jadi dia berpikir chanyeol harus menemukan pendamping yang bisa bersamanya dalam waktu yang lama, sedangkan ia hanya tinggal menghitung jari saja.
"chanyeoli bisakah kau membawaku keluar besoki aku sangat ingin menghabiskan satu hari penuh untuk menikmati dunia luar" ucap rose tiba tiba
Chanyeol yang mendengar ucapan rose langsung menggeleng dengan cepat
"tidak sampai keadaanmu membaik" bantah chanyeol
"aki baik baik saja, memang menurutmu kapan keadaanku baik seperti yang kau maksud" balas rose lagi
"ku mohon sehari saja setelah itu aku tidak akan melakukanya lagi" ucap rose memohon
Jika rose sudah memohon seperti ini chanyeol tidak mampu lagi untuk menolak, chanyeol menghela nafasnya kasar
"baiklah tapi kau janji setelah itu kau hatus istirahat yang banyak" ucap chanyeol pasrah
"tentu hanya sekali aja aku tidak akan melakukanya lagi aku janji" balas rose girang
Chanyeol pun tersenyum melihat rose yang bahagia seperti ini,
"nah sekarang kembali ketempat tidurmu agar besok memiliki tenaga yang cukup untuk bersenang senang" ucap chanyeol kemudian menuntun rose ke tempat tidur

Keesokan harinya
"rose kau sudah siap" ucap chayeo dari pintu ruang rawat rose
"aku sudah siap dari satu jam yang lalu, kau sangat lama, mandi seperti perempuan, padahal jarak rumahmu sangat dekat dari sini, jika kau tak pas di jam 8 susah ku pastika telingamu akan ku buat semakin lebar" ucap rose kesal
Chanyeol yang mendengar ucapan rose hanya bisa tersenyum, sudah lama dia tidak mendengar ocehan sahabatnya itu
"ehee maafkan aku, kau seperti grany saja  marah marah, harusnya kau menyapa aku yang tampan ini dengan senyuman" ucap chanyeol percaya diri
"berhenti bersikap menjijikan aku ingin muntah" balas rose datar
Chanyeol pun hanya bisa tertawa lepas.
"baiklah baiklah, nah tuan putri ayo kita pergi" chanyeol berkata sambil mengulurkan tangannya bak seorang pangeran.
Alih alih menerima uluran tangan chanyeol rose berlalu begitu saja
"aish kau menolak uluran tangan dari orang tampan" -chanyeol
Rose pun tidak lagi menjawab karena sudah malas mendengar ucapan terlalu percaya diri sahabatnya
"cepatlah jalan atau aku akan memotong kakimu"  ucap rose akhirnya
"baik baik, ayooo!" teriak chanyeol bersemangat
.
.
Tujuan pertama mereka adalah lotte world, mereka memainkan bebetapa permaian yang ada di sana, tawa lepas rose membuat chanyeol menitihkan air matanya tanpa sengaja karena sangat bahagia melihat rose, dia merasa ini adalah rose yang asli, Rose yang ceria penuh tawa dan konyol, chanyeolpun secepat kilat menghapus air matanya agar tidak terlihat oleh rose.
"chanyeoli ayo kita main lempar bola basket" rose kegirangan
"tidak tidak, kau tidak boleh lelah kita sudah sepakat hanya memainkan beberapa permaian yang ringan" balas chanyeol tegas
"aish, hanya sekali ayolah" rose memohon dengan pupy eyes
"tidak rose, dengarkan aku kali ini" chanyeol sedikit menekan suaranya, yang hampir kelepasan berteriak
Rose pun hanya bisa terkejut melihat chanyeol yang seperti itu, karna rose ingin hari ini menjadi menyenangangkan dia pun hanya bisa menurut.
"baiklah, sebagai gantinya ayo membeli permen kapas itu" ucap rose sambil menujuk stand permen kapas
Chanyeol yang mendengar itupun hanya bisa menanguk dan mengacak rambut rose
"baiklah, dan maaf atas yang tadi" balas chanyeol tulus
"tidak masalah" rose tersenyum
.
.
Mereka telah mengahbiskan waktu yang lama di lotteworld dan skrng akan menuju ke Pantai Guryongpo di Pohang-si, rose berkata ingin melihat sunset

Di Pantai
Merekapun tiba di pantai, dan mencari spot yang bagus untuk melihat sunset.
Rose sangat bahagia bisa bermain seperti tadi seketika rasa sakitnya hilang, memang benar kebahagiaan mampu menghilanhkan rasa sakit bahkan tanpa kita menyadarinya ini hebat bukan.
"terimakasih untuk hari ini aku sangat bahagia" ucap rose tulus sambil menyandarkan kepalanya di bahu lebar chanyeol
"akulah yang berterimakasih karena telah tersenyum dan bahagia seperti tadi" balas chanyeol
Setelah mengucapkan kata itu mereka berdua tidak ada lagi yang bersuara dan menikmati desiran angin pantai sampai pada akhirnya rose memecah keheningan itu
"chanyeolie bisakah kau berjanji kepadaku?" rose menatap chanyeol dalam
"apapun aku akan berusaha menepatinya" balas chanyeol yakin
"berjanjilah padaku untuk selalu bahagia"-rose
"tentu aku akan selalu bahagia kau adalah sumber kebahagianku" balas chanyeol lagi yang mulai tidak suka arah pembicaraan rose
"tidak bahagialah ada ataupun tanpa aku, temukan orang yang benar benar menyayangimu, pastikan dia menyayangimu lebih dari aku" ucap rose yang tetap setia menyandarkan kepalanya pada bahu chanyeol
"kau tau, kadang kita harus merelakan kebahagiaan kita demi menemukan kebahagiaan yang lain, tapi belum tentu saat kau meninggalkanya dia benar benar hilang karena aku yakin selamanya dia akan berada di hatimu, akupun seperti itu" suara rose mulai melirih
"ada sesuatu yang ingin aku ungkapkan aku takut aku tak bisa mengungkapkanya, ku rasa kau tahu karena akupun mengerti bahwa kita memiliki perasaan itu benar kan?" ya rose tau semuanya mereka saling mengetahui hanya saja enggan mengungkapkan
"terimakasih untuk itu, mencintaiku dengan tulus menjagaku menyayangiku, bahkan hal itu tidak kudapat dari orangtuaku yang selalu sibuk" rose terus saja berbicara tanpa menghiraukan chanyeol yang sedang susah payah menahan air matanya mendengar setiap kata yang keluar dari bibir rose.
"aku tidak memahami lagi, saat pertama kali mengetahui penyakit ini aku seperti di lempar kedalam lobang yang dalam dan gelap, namun kau seperti tangga dan cahaya membuatku mampu bertahan sejauh ini, caranu memperlakukanku seperti aku adalah satu satunya bunga yang kau miliki, terimakasih akan itu"  ucap rose tulus
Rose pun mengangkat kepalanya dari bahu chanyeol membuat chanyeol menatap rose, chanyeol tetap bungkam dia takut saat dia mengeluarkan suaranya tangisnya akan pecah.
Rose memegang kepala chanyeol kemudian menempelkan bibir tipisnya pada bibir tebal milik chanyeol, mungkin ini akan menjadi ciuman pertama dan terakhir mereka
Air mata chanyeol pun tidak dapat di bendung lagi mengalir begitu saja, rose melepas kecupan itu dan menghapus air mata chanyeol
"jangan menangis ini akan baik baik saja" ucap rose sambil memeluk chanyeol
"aku berjanji, aku akan menepatinya, tapi kau harus berjanji padaku juga, bahwa kau akan bahagia" balas chanyeol sambil mengeratkan pelukanya pada rose
"tenanglah aku akan bahagia melihatmu bahagia" ucap rose sambil tersenyum
.
.
.
Seorang laki laki berdiri di arah balkon menikmati hembusan angin pagi, dengan pandangan yang lurus tapi pikiran entah kemana,
"kau mengenangnya lagi?" ucap seseorang yang menghanpiri laki laki jangkung itu
"tenanglah kurasa dia telah bahagia, dia telah menahan rasa sakitnya terlalu lama sekarang pasti dia sedang bahagia" ucap seseorang itu sambil memeluk tunanganya dari belakang
"terimakasih bee karena telah menemaniku melewati masa masa sulitku dan terkmakasih telah menjadi sumber kebahagianku" ucap pria itu kemudian membalikan badanha membalas pelukan orang itu.
"tidak masalah chanyeolie aku pun bahagia" balas orang itu lagi
"terimaksih rose telah mengajarkanku bahwa kehilangan seseorang bukan berarti kehilangan sumber kebahagian, karena sumber kebahgian akan tetap tertanam pada hati kita, kau akan selalu menjadi sumber kebahagianku sampai kapanpun" batin chanyeol

ENDDD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Please just one day

                      Please just one day Sorang gadis tengah berdiri di balik jendela dengan selang infus yang masih menempel di tangan. Di...